TEKNIK TEGANGAN TINGGI DC
PEMBANGKITAN,PERAKITAN DAN PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI DC
BAB I
LATAR BELAKANG
Yang
dimaksud dengan tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (elektrik
power engineering) adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh kaum
teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran tegangan tinggi
yang semuanya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu (sujektif),
atau dmana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (objektif). Batas yang
menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikatakan tinggi H.V (high Voltage), dan
kapan sudah ahrus dsebut tinggi sekali E.H.V (Extra High Voltage) serta Ultra
tinggi U.H.V (Ultra High Voltage). Pengetahuan mengenai tegangan tinggi telah
mengalami perkembangan yang pesat. Terdapat tiga jenis tegangan tinggi yaitu
tegangan tinggi bolak-balik (AC), tegangan tinggi searah (DC), dan tegangan
tinggi impuls. Studi mengenai tegangan tinggi memiliki cakupan yang cukup luas
seperti pembangkitan tegangan tinggi, teknik isolasi, gejala tembus listrik
fenomena tegangan tinggi, medan listrik. Tegangan tinggi memiliki berbagai
manfaat dan aplikasi antara lain untuk sumber tenaga listrik untuk mensuplai
kebutuhan listrik, pengujian bahan isolasi, kebutuhan studi dan penelitian di
Laboratorium, penyerap elektrostatis, pembangkit plasma, dan lain – lain. Untuk
menghasilkan tegangan tinggi dapat menggunakan peralatan pembangkit tegangan
tinggi bolak-balik (AC), peralatan pembangkit tegangan tinggi searah (DC) dan
peralatan pembangkit tegangan tinggi impuls. Akan tetapi, peralatan pembangkit
tegangan tinggi yang ada sekarang ini masih dalam sistem yang besar, susah
dalam pengoperasiannya, dan memakan biaya yang mahal. Selain itu pembangkit
tegangan tinggi AC yang ada umumnya memiliki frekuensi rendah (50 Hz). Untuk
itu dibutuhkan sebuah alat pembangkit tegangan tinggi AC frekuensi tinggi yang
memiliki dimensi tidak terlalu besar, mudah dioperasikan, dan tidak memakan
biaya yang mahal.
1.2
Rumusan Masalah
1)
Teknik pembangkitan tegangan tinggi DC .
2)
Teknik perakitan tegangan tinggi DC
3)
Teknik pengujian tegangan tinggi DC
1.3
Manfaat
1)
Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai Teknik Pembangkitan Tegangan Tinggi
DC.
2)
Untuk mengetahui bagaimana teknik pembangkitan dan pengujian tegangan tinggi
searah (DC).
3)
Agar mahasiswa mampu memahami konsep dari pembangkitan tegangan tinggi
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Umum
Perkembangan sistem
tenaga listrik yang pesat membutuhkan transmisi tegangan tinggi. Lingkup studi
tegangan tinggi sangat luas, antara lain meliputi fenomena tegangan
tinggi, seperti perhitungan medan listrik, gejala tembus listrik dielektrik,
dan lain-lain. Pembangkitan tegangan tinggi terbagi menjadi pembangkitan
tegangan tinggi bolak-balik, pembangkitan tegangan tinggi searah, dan
pembangkitan tegangan tinggi impuls. Untuk menguji suatu tegangan tembus dari
udara, gas, minyak atau zat padat, dibutuhkan pembangkit tegangan tinggi. Salah
satu jenis tegangan tinggi yang biasa digunakan untuk pengujian adalah tegangan
tinggi AC. Namun, selain menggunakan tegangan tinggi AC, dapat juga digunakan
karakteristik tegangan yang berbeda, yaitu tegangan tinggi DC.
Adapun
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian tegangan tinggi
adalah:
1) Pembangkit
tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan tinggi ac, pembangkit
tegangan tinggi dc, dan pembangkit tegangan tinggi impuls.
2) Alat
ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan tinggi dc, alat ukur
tegangan tinggi ac, dan alat ukur tegangan tinggi impuls.
3) Alat
pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi dielektrik,
alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat ukur peluahan
parsial.
BAB
III Pembangkitan Tegangan Tinggi DC
Pembangkit tegangan
tinggi DC umumnya banyak digunakan dalam fisika terapan seperti instrumen dalam
bidang nuklir (akselerator, mikroskop elektron), peralatan elektromedik
(x-ray), peralatan industri (presipitat dan penyaringan gas buang di pembangkit
listrik, industri semen, pengecatan elektrostatik dan pelapisan serbuk) atau
eletronika komunikasi (televisi). Kebutuhan bentuk tegangan, tingkat tegangan
dan besar arus serta kestabilan dari pembangkit tegangan tinggi tersebut akan
berbeda satu aplikasi dengan lainnya.
Tegangan
tinggi DC banyak digunakan untuk pengujian dan penelitian susunan isolator
dengan kapasitansi fungsi seperti kabel dan kapasitor. Pemanfaatan tegangan
tinggi DC banyak dijumpai pada instalasi elektrostatik (penyaring gas buang,
peralatan pengecatan), peralatan kedokteran (alat rontgen) dan pada fisika inti
(pemercepat muatan). Pada umumnya pembangkitan tegangan tinggi searah dilakukan
dengan penyearahan tegangan tinggi bolak-balik melalui dioda Selenium,
Germanium dan Silizium. Dioda Selenium memiliki volume yang lebih besar,
efisiensi yang rendah dan kapasitas penyaluran arus yang rendah.
Tegangan
tinggi searah banyak digunakan untuk pengujian dan penelitian susunan isolator
dengan kapasitansi fungsi seperti pada kabel atau kondensator.Pemanfaatan
tegangan tinggi searah dapat dijumpai pada instalasi elektrostatik, pada
peralatan kedokteran dan pada fisika inti.
Pada umumnya
pembangkitan tegangan tinggi searah dilakukan dengan penyearahan tegangan
tinggi bolak balik melalui dioda, kemudian dapat dilipat gandakan tingginya.
Sedangkan generator elektrostatis sangan jarang digunakan. sebagai dioda
penyearah biasa digunakan bahan selenium, germanium dan silizium. Dioda
selenium memiliki volume yang lebih besar, efisiensi yang redah dan kapaita
penyaluran arus yang rendah. Akan tetapi dioda sedemikian ini dapat menahan
tegangan bolak balik sampai 600 kV tanpa kondensator pengarah tegangan, karena
kapasitansi lapisan dioda yang tinggi. Ada beberapa macam rangakaian pelipat
ganda tegangan antara lain Vilard, Greincher, Kaskade Greincher.
Ø Pengukuran
tegangan dengan pemakaian pembagi tegangan
Untuk
mengukur tegangan arus searah yang tinggi dibutuhkan pembagi tegangan. Alat ini
dipakai untuk menurunkan tegangan yang tinggi menjadi tegangan yang rendah
sehinga dapat disambungkan ke meter atau CRO. Nilai tegangan ini cukup besar
sehingga tidak akan membahayakan alat ukur itu sendiri atau pemakai.
Berdasarkan elemen-elemen yang dipakai, pembagi tegangan ini dapat dibedakan
menjadi :
1) Pembagi
tegangan resistif, berisi elemen tahanan.
2) Pembagi
tegangan kapasitif, berisi elemen kapasitor.
3) Pembagi
tahanan campuran antara resistor dan kapasitor.
Ø Pengukuran
tegangan dengan pemakaian pembagi tegangan
Arus
yang digunakan untuk pengukuran ini harus sangat kecil yaitu berkisar 1 mA,
dikarenakan batas pembebanan pada sumber tegangan serta pemanasan pada resistor
ukur. Akan tetapi arus yang kecil mudah terganggu oleh arus galat berupa
arus-arus bocor dalam bahan isolasi dan permukaan isolasi serta berupa peluahan
korona. Konstruksi resistor tegangan tinggi dibentuk dengan menhubungkan
elemen-elemen resistor secara seri.
Rangkaian penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh
Sirkuit rectifier untuk menghasilkan
tegangan dc dari sumber ac bisa jadi :
· Setengah
gelombang
· Gelombang
penuh
· Pengganda
tegangan
penyearah setengah
gelombang
r
Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari
jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yanlebih kecil
pada kumparan sekundernya. Pada rangkaian ini, dioda berperan hanya untuk
merubah dari arus AC menjadi
b. Penyearah
gelombang penuh
Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh
(full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT) dan dua dioda.Tegangan positif phasa yang
pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan
melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common
ground. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang.
Untuk aplikasi tegangan tinggi
50 kV ke atas, penyearah yang digunakan memiliki konstruksi khusus. Penyearah
memiliki pelindung atau kisi sekeliling filament dan katoda. Anoda biasanya
berbentuk pelat bundar.
Tegangan ripple dengan
penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
Tegangan ripple merupakan tegangan yang muncul
pada tegangan dc output sehingga tegangan dc tersebut memiliki nilai yang tidak
pasti. Tegangan ripple pada penyearah setengah gelombang lebih besar dibanding
pada penyearah gelombang penuh.
Rangkaian
Pengganda tegangan
Dalam rangkaian pengganda tegangan pada gambar
a, C1 disi melalui penyearah R1 hingga +Vmax selama siklus
setengah negatif. Selama tegangan transformator naik le +Vmax selama
setengah siklus berikutnya, potensial terminal C1 lain naik hingga +2Vmax.
C2 diisi melalui R2 hingga 2Vmax.
Pengganda tegangan kaskade digunakan ketika
tegangan output yang lebih besar dibutuhkan tanpa mengganti tingkat
tegangan input transformator. Pengganda tegangan kaskade merupakan
pengganda tegangan sederhana yang diduplikat dan dihubungkan secara seri atau
paralel untuk menghasilkan tegangan ganda hingga 4V
Rangkaian Pengali Tegangan
Pada fase negatif dioda
D1 akan panjar balik sedangkan dioda D2 akan panjar maju. Hal ini
menyebabkan capasitor C1 akan menyimpan muatan dari hasil
panjar maju D2 sebesar 10V. Vo pada awal fasa masih belum mengukur tegangan.
Pada fase positif dioda D1 akan panjar maju dan dioda D2 akan panjar balik. Vo
akan mendapatkan tegangan 20V dari V1 sebesar 10V dan pelepasan muatan daricapasitor C1
sebesar 10V. Pada saat ini pula C2 akan menyimpan muatan sebesar -10V hasil
dari panjar maju D1.
Pada fase negatif berikutnya dioda D1 akan
panjar balik sedangkan dioda D2 akan panjar maju. Hal ini menyebabkan capasitor C1
akan menyimpan muatan dari hasil panjar maju D2 sebesar 10V. Vo akan
mendapatkan tegangan -20V dari V1 sebesar -10 V dan pelepasan.
Begitu siklus terus berulang dan didapatkan tegangan 2 kali lipat dari sebelumnya. Dengan teori yang sama maka bisa dibuat rangkaian pengali tegangan sesuai dengan keinginan dari perancangnya. Berikut contoh rangkaian pengali teganganquadraple, 4 kali dari tegangan semula.
Begitu siklus terus berulang dan didapatkan tegangan 2 kali lipat dari sebelumnya. Dengan teori yang sama maka bisa dibuat rangkaian pengali tegangan sesuai dengan keinginan dari perancangnya. Berikut contoh rangkaian pengali teganganquadraple, 4 kali dari tegangan semula.
4. Mesin Elektrostatik
Dalam mesin elektrostatik, konduktor yang membawa arus bergerak
dalam medan magnet sehingga energi mekanik dikonversi ke energi listrik. Jika
sabuk isolasi dengan kerapatan charge δ bergerak dalam medan
elektrikE(x) antara 2 elektroda yang dipisahkan s kemudian
· Charge pada sabuk pada jarak dx adalah dq=
δ.b.dx dimana b adalah lebar sabuk
· Gaya pada sabul adalah
Jika sabuk bergerak
dengan kecepatan v dan energi mekanik P, maka
Arus I dalam sistem
diberikan oleh
Dan perbedaan potensial
V
Contoh dari mesin
elektrostatik adalah :
· Generator
van de graaff
Generator Van De Graff menerapkan prinsip dasar
bahwa muatan pada konduktor berongga hanya tersebar di permukaan luarnya.
Apabila sebuah konduktor bermuatan disisipkan ke
dalam sebuah konduktor rongga, lalu disentuhkan pada dinding dalamnya, maka
seluruh muatan pada konduktor pertama berpindah ke konduktor kedua, tak perduli
apakah konduktor kedua ini telah bermuatan sebelumnya. Sekiranya tak ada
kesulitan akibat adanya faktor isolasi, muatan (dan kerena itu juga potensial)
konduktor rongga itu bisa saja ditambah tanpa batas dengan cara mengulang-ulang
proses tadi. Dengan naiknya potensialkonduktor maka makin besar gaya tolak yang
bekerja terhadapnya tiap kali muatan ditambahkan padanya sehingga pada suatu
saat konduktor tersebut tidak dapat menampung muatan lagi.
Generator yang diciptakan oleh Van De Graff
menerapkan asas tersebut namun caranya bukan dengan berkali-kali memasukkan
benda bermuatan ke dalam sebuah konduktor, melainkan muatan dimasukkan secara
terus menerus dengan pita atau ben berjalan (belt conveyor).
· Generator
elektrostatik
Generator van de graaff merupakan perangkat daya
yang rendah, kira-kira puluhan kW. Mesin elektrostatik dengan pengonversian
energi mekanik menjadi energi listrik yang lebih efisien menggunakan prinsip
kapasitor variabel dikembangkan.
Arus yang melewati capasior variabel diberikan :
dimana C adalah kapasitor yang diisi hingga potensial V. Input
dayanya adalah
jika negatif, energi mekanik dikonversi ke energi
elektrik. Dengan kapasitor diisi dengan tegangan dc V, dan output
akan menjadi .
5. Regulasi tegangan dc
Regulator menjaga perubahan tegangan antara ±0,1% dan ±0,001% tergantung
aplikasinya.
BAB IV PROSES PERAKITAN
Perakitan pembangkit tegangan tinggi direct current (DC) ini
didasari kebutuhan akan tegangan tinggi yang perlu divariasikan dalam pembuatan
nanofiber pada sistem electrospinning. Komponen teknik tegangan tinggi DC
terdiri dari: dioda IGBT (insulated-gate bipolar transistor), oscillator,
driver dan flyback transformator. Tujuan pembuatan perancangan pembangkit
tegangan tinggi DC ini, agar sistem electrospinning dapat menghasilkan
jaring-jaring benang nanofiber silikon karbida yang baik dari prekursor polimer
polycarbosilane. Nanofiber silikon karbida yang terbentuk diharapkan dapat
dibentuk berupa lembaran yang akan digunakan sebagai kandidat kelongsong bahan
bakar nuklir reaktor daya. Berdasarkan teori elektrostatik[1] , pembangkit
tegangan tinggi akan membentuk medan listrik antara tabung semprotan (syringe)
dengan kolektor. Medan listrik tersebut akan membuat larutan polimer yang
keluar dari syringe menjadi bermuatan. Larutan polimer yang bermuatan ini akan
mengalami penguapan atau pengerasan sebelum sampai ke kolektor yang pada
akhirnya larutan polimer pada kolektor akan berbentuk jaring-jaring benang[2] .
Besar tegangan tinggi dan jarak antara syringe dengan kolektor yang diperlukan
dalam proses electrospinning sangat bergantung pada jenis larutan yang
digunakan. Pembangkit tegangan tinggi dalam teknik electrospinning dapat berupa
tegangan tinggi alternating current (AC) [3] ataupun tegangan tinggi DC1,2] .
Teknik untuk menghasilkan tegangan tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan
rangkaian pelipat tegangan menggunakan dioda IGBT, atau menggunakan
transformator. Dalam studi ini akan dilakukan perancangan pembangkit tegangan
tinggi DC menggunakan Flyback Transformator untuk menghasilkan tegangan tinggi
DC yang dapat divariasikan dari 0 sampai 25 kV dengan langkah 5 kV.
Switching Power Supply Switching power supply
merupakan bagian yang memberikan catu daya untuk oscillator, driver dan flyback
transformator. Kebutuhan catu daya masing-masing bagian berbeda-beda. Tabel 1
menyajikan kebutuhan masing-masing bagian. Tabel 1. Kebutuhan catu daya
masing-masing bagian pembangkit tegangan tinggi DC Bagian Tegangan Driver 24
VDC Oscillator 9 VDC Panel 12 VDC Flyback Transformator 115 VDC Panel
pembangkit tegangan tinggi DC dicatu dengan tegangan 12 VDC, disebabkan pada
panel terdapat beban dari kipas pendingin. Catu daya oscillator diambil dari
catu daya 12 VDC yang mencatu panel dengan menambahkan IC 7809 untuk memperoleh
tegangan 9 VDC yang dibutuhkan IC 555.
Driver Driver terbangun oleh oscillator dan IC
atau transistor switching yang akan memicu flyback transformator. Oscillator,
dirancang menggunakan IC 555 dengan mode operasi astable dan gelombang kotak
yang dihasilkan pada frekuensi tetap sebesar 15,625
Flyback Transformator Pada mode astable, nilai
duty cycle sangat ditentukan melalui perbandingan R1 dan R2, sebab pengisian
kapasitor eksternal melalui R1 dan R2, sedangkan pengosongan melalui R2.
Tegangan pengisian dan pengosongan kapasitor berkisar pada 1/3 Vcc dan 2/3 Vcc.
Bila catu daya yang diberikan pada IC 555 sebesar 9 VDC, maka tegangan
pengisian dan pengosongannya akan berkisar antara 3 V sampai 6 V. Gelombang
kotak yang dihasilkan akan memicu dua transistor 2SC2383 dan 2DS2499. Kedua
transistor ini yang akan memicu flyback transformator untuk menghasilkan
tegangan tinggi. Flyback Transformator merupakan komponen yang dipergunakan
untuk memberikan catu tegangan tinggi pada tabung CRT (Chatode Ray Tube)
televisi. Dalam studi ini, digunakan flyback transformator tipe
BSC27-T1123B,
Electrospinning Electrospinning, berasal dari
kata electrostatic spinning[2] merupakan teknologi pembentukan fiber secara
electrostatic yang memanfaatkan gaya elektrikal untuk menghasilkan fiber
polimer dengan diameter yang bisa mencapai 2 nm, baik menggunakan larutan
polimer alam ataupun larutan polimer sintetis. Peralatan untuk proses
electrospinning, ditunjukkan pada Gambar 7, dimana susunannya terdiri atas
syringe yang berisi larutan polimer dan syringe pump-nya, spinneret (jarum),
pembangkit tegangan tinggi DC, kolektor fiber, dan stager (untuk susunan
vertikal electrospinning).
Proses electrospinning dapat dilakukan pada
kondisi temperatur ruangan dengan kondisi atmosfir. Dalam proses
electrospinning, larutan polimer tertahan oleh tegangan permukaan diujung jarum
syringe yang terhubung dengan pembangkit listrik tegangan tinggi DC menimbulkan
medan listrik disekitarnya dan muatan listrik yang terbentuk pada permukaan
larutan akibat dari medan listrik tersebut. Semakin besar intensitas medan
listrik, gaya tolakan listrik mampu mengatasi gaya tegangan permukaan larutan.
Bentuk permukaan hemispherical fluida pada ujung jarum syringe memanjang
membentuk kerucut yang dikenal sebagai Taylor cone[2] . Pada saat medan listrik
yang diberikan mencapai nilai kritis. Ketika larutan keluar, terbentuk Taylor
cone dan gerakan yang tidak stabil terbentuk antara ujung jarum syringe dengan
kolektor fiber. Selama gerakan tidak stabil inilah terjadi penguapan pelarut
yang hanya menyisakan polimernya. Hal-hal yang mempengaruhi hasil dalam
proses electrospinning, antara lain[5]: 1. parameter larutan, 2. parameter
proses dan 3. parameter lingkungan. Parameter-parameter larutan, yang
mempengaruhi proses antara lain: konsentrasi, bobot molekul, viskositas,
tegangan permukaan dan densitas muatan permukaan/konduktivitas larutan.
Parameter-parameter proses antara lain: tegangan tinggi yang diaplikasikan,
laju alir larutan, jenis kolektor dan jarak antara ujung jarum syringe dengan
kolektor. Sedangkan untuk parameter lingkungan yang mempengaruhi hasil proses
adalah kelembaban dan temperatur.
BAB V. PROSES PENGUJIAN
Ø PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI
Dikelompokkan kedalam :
a. Pengujian
sifat-sifat dielektrik temuan baru.
b. Pengujian
untuk memeriksa kualitas isolasi peralatan listrik.
c. Mengetahui
ketahanan isolasi peralatan dalam memikul tegangan lebih yang terjadi
Ø JENIS-JENIS PENGUJIAN
Pengujian tidak merusak
meliputi :
• Pengukuran
tahanan isolasi
• Pengukuran
faktor rugi-rugi dielektrik
• Pengukuran
korona
• Pengukuran
konduktivitas
• Pemetaan
medan elektrik, dsb
Pengujian bersifat merusak meliputi :
• Pengujian ketahanan
(Withstand Test)
• Pengujian Peluahan
(Discharge Test)
• Pengujian Kegagalan
(Breakdown Test)
- Pengujian ketahanan
(Withstand Test) : tegangan diberikan pada benda uji bertahap sampai suatu
nilai diatas tegangan normalnya. Kemudian tegangan dipertahankan tetap dalam
waktu terbatas, jika isolasi peralatan tidak tahan memikul tegangan lebih
tersebut,akan terjadi arus bocor yang besar.
- Pengujian Peluahan
(Discharge Test) : mengukur tegangan yang membuat terjadinya peluahan pada
benda uji. tegangan uji diberikan diatas tegangan pengujian ketahanan dan
dinaikkan secara bertahap sampai terjadi peluahan, hasil pengukuran dinyatakan
dalam keadaan standar.
- Pengujian
kegagalan (Breakdown Test) : mengukur tegangan tembus benda uji, tegangan ini
lebih tinggi dari tegangan peluahan dan dinaikkan secara bertahap sampai benda
uji tembus listrik.
- Pengujian
Tembus listrik dielektrik padat :
- Tergantung
durasi tegangan yang dipikul oleh dielektrik tersebut,sehingga tegangan
tembusnya tergantung waktu pengujian. Dikenal tiga metode pengujian berdasarkan
ASTM D-149 yaitu :
- Pengujian
waktu singkat (short time test) : kenaikan tegangan tertentu dilakukan untuk
waktu 10 – 20s.
- Pengujian
bertegangan (step by step test) :
tegangan awal dipilih 50% nilai taksiran tegangan tembus, dengan waktu tertentu
secara bertahap tegangan dinaikkan sampai terjadi tembus.
- Pengujian
dengan kenaikan tegangan perlahan (slow rate of rise test) : hasil uji awal
diperoleh dari uji singkat, lalu tegangan dinaikkan perlahan hingga terjadi
tembus listrik dengan syarat waktu tembus harus lebih dari 120s
Ø Evaluasi hasil pengujian :
Setelah diadakan pengujian, beberapa prosedur
yang dilakukan terkait hasil pengujian adalah :
1. Catat
temperatur, tekanan, kelembabam tempat pengujian.
2. Hitung
faktor koreksi δ
3. Catat
hasil pengukuran tegangan pengujian.
4. Hitung
hasil pengujian dengan menggunakan faktor koreksi (Vs)
5. Lihat
hasil yang diharapkan pada keadaan standar sesuai spesifikasi peralatan, misal
hasilnya Vss.
6. Bila Vs ≥
Vss maka peralatan dinyatakan lulus uji.
7. Bila Vs
<>
Pengujian tegangan tinggi
meliputi :
pengujian dengan tegangan
tinggi ac
pengujian dengan tegangan
tinggi dc
pengujian dengan tegangan
tinggi impuls
II.1 Persoalan-persoalan
Tegangan Tinggi
Persoalan-persoalan
dalam teknik tegangan tinggi merupakan persoalan yang menyangkut segala hal
yang ditimbulkan oleh adanya tegangan tinggi atau oleh adanya perubahan dari
tegangan yang relatif rendah ke tegangan tinggi dan persoalan-persoalan teknis
yang timbul karena adanya tegangan tinggi tersebut.Persoalannya cukup luas
sehingga kadang-kadang sukar diketahui batasnya dimana persoalan transmisi
berhenti dan persoalan teknik tegangan tinggi mulai atau sebaliknya. Karena
luasnya persoalan tegangan tinggi ini maka persoalan dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut :
Medan
Listrik dan kekuatan listrik, dengan semakin tingginya tegangan yang dipakai,
maka bahan isolasi semakin sulit untuk dibuat, isolasi dapat tembus dan membuat
peralatan rusak atau harus diperbaiki. Medan listrik E perlu diperhatikan
karena akibat medan listrik E ini partikel media isolasi mendapat energi ekstra
(kinetic energy) dan kalau energi ini cukup besar maka bahan isolasi menjadi
rusak dan menghantarkan arus listrik. Kekuatan listrik suatu bahan bisa
dianggap sebagai batas dimana bahan bila dikenai tegangan yang lebih dari itu
akan rusak. Kelihatannya ini tidak menimbulkan masalah tetapi kekuatan listrik
ini untuk tegangan tinggi dipengaruhi oleh tekanan, suhu, kuat medan, bentuk
tegangan, adanya ketidak murnian dalam isolasi (impuirities), gelembung udara
dan lain-lain faktor, untuk mengetahui parameter atau faktor-faktor inilah kita
perlu mempelajari bagaimana proses breakdown atau tembus suatu media isolasi.
Untuk mentest peralatan
tegangan tinggi diperlukan peralatan-peralatan dan teknik yang khusus.Perlu
dipelajari bagaimana mensimulasikan keadaan yang sebenarnya, misalnya akibat
petir atau tegangan surja hubung (switching surge).Pengujian tegangan tinggi
meliputi tegangan AC, DC dan impulse yaitu untuk surja hubung dan petir.
Masalah yang lain adalah
koordinasi isolasi. Tegangan lebih tidak dapat dihindarkan untuk ini perlu ada
pengaman-pengaman dan juga koordinasi peralatan (isolasi) sehingga peralatan
yang ada tidak rusak akibat pulsa-pulsa tegangan lebih (impuls).
Timbul
juga gangguan-gangguan pada keadaan di sekitar transmisi tegangan tinggi
misalnya gangguan radio (radio interference) dan suara yang berisik.
Desain dari
peralatan-peralatan tegangan tinggi harus diperhatikan agar tidak terjadi medan
listrik yang terlalu besar sehingga media isolasi tidak sanggup untuk
menahannya, Instrumentasi atau alat ukur. Ini juga dapat membuat masalah
tersendiri karena harus cukup aman dan cukup cermat.
II.2. Dasar-dasar Pengujian Tegangan Tinggi
Pengujian pada peralatan
tegangan tinggi dapat bersifat merusak (destructive) maupun tidak merusak (non
destructive).Pengujian yang sifatnya merusak, misalnya, pengukuran tahanan
isolasi, pengukuran faktor daya dielektrik (dielectric power factor),
pengukuran korona, dan sebagainya. Pengujian yang sifatnya merusak umumnya
terdiri dari tiga tahap yang bergantung kepada tingkat tegangan Ø Pengujian ketahanan (withstand test) : tegangan
tertentu diterapkan selama waktu yang ditentukan, bila tidak terjadi lompatan
(spark over), maka pengujian memuaskan.
Ø Pengujian pelepasan
(discharge test) : tegangan dinaikkan sehingga terjadi pelepasan pada benda
yang diuji. Pengujian dilakukan dalam suasana kering dan suasana basah.
Ø Pengujian kegagalan
(breakdown test) : tegangan dinaikkan sampai terjadi kegagalan pada benda
uji.
II.3. Pengujian dengan Tegangan Tinggi Arus
Bolak-Balik
Adapun pokok-pokok pengujian tegangan
tinggi ac pada peralatan tegangan tinggi meliputi :
Pengujian Ketahanan dalam
udara
Pengujian Ketahanan dalam
minyak atau air
Pengujian ketahanan untuk
tiap isolator
Pengujian lompatan (bunga
api) dalam suasana kering
Pengujian lompatan (bunga
api) dalam suasana basah (humidity tinggi)
Pengujian tembus atau
breakdown
II.4. Pengujian Ketahanan dalam Udara
Pengujian ketahanan dalam
udara diterapkan selama dua menit, dan spesimen diperiksa apakah terjadi
kerusakan atau hal yang abnormal.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil pengujian yang benar-benar perlu diperhatikan adalah :
1. Tekanan
udara.
2. Suhu
(udara kering atau basah).
3. Kelembaban
udara.
II.4.1 Faktor Koreksi Keadaan Udara
Berdasarkan standard IEC
Recomendation, Publication 52 dinyatakan bahwa untuk standard sela bola
tertentu berlaku suatu tegangan lompatan api tertentu. Dan berdasarkan Japanese
Industrial Standard (JIS) C-3801 dan Japanese Electrotechnical Committe, (JEC)
standard 106, dinyatakan bahwa :
- Tekanan barometer ............................. 760 mm Hg / (1013 mbar)
- Suhu sekeliling ............................. 20° C
- Kelembaban mutlak ............................. 11 gram / m3
Mengingat pengujian dilakukan
pada kondisi suhu, tekanan udara dan kelembaban udara di ruangan yang
berbeda-beda dengan standard tersebut di atas, maka untuk dapat membandingkan
hasil-hasil pengujian dengan tabel-tabel normalisasi yang ada, diperlukan
rumus-rumus yang dapat mengubah hasil-hasil tersebut dalam keadaan standard.
Hal ini diperlukan untuk dapat mengetahui apakah spesimen yang akan diuji
memenuhi syarat atau tidak.
II.4.2. Koreksi terhadap Tekanan Udara dan Suhu
Hasil pengujian tersebut
harus dikoreksi terhadap keadaan standard, dengan rumus:
VS = VB / d (1)
di mana : VS = tegangan loncatan api pada keadaan standard
VB =
tegangan loncatan api yang diukur pada keadaan setempat
d = kepadatan udara relatif
(relative air density)
= (bB /760)[(270 + 20) / (273 + tB)]
= 0,386 bB/(273 +
tB)
Sedangkan, bB adalah
tekanan udara pada waktu pengujian (mmHg) dan tB adalah suhu sekeliling pengujian (°C)
II.4.3. Koreksi terhadap Kelembaban
Udara Mutlak
Hasil pengujian dikoreksi dengan menggunakan
rumus empiris sebagai berikut :
VS = VB kH (2)
Ø Pengujian
Ketahanan dalam Minyak
Untuk pengujian
ketahanan dalam minyak harus dipastikan bahwa minyak yang dipakai mempunyai
ketahanan lebih dari 20 kV bila dipakai sela standar. tegangan dinaikkan secara
bebas sampai kira-kira 75 % dari tegangan yang ditentukan, lalu dinaikkan
sampai tegangan 100 % dari tegangan ketahanan tersebut dengan kecepatan 1
kV/detik bila tegangan tersebut besarnya 100 kV atau kurang, atau kira-kira 1
% dari tegangan ketahanan perdetik untuk tegangan lebih dari 100 kV.
tegangan tesebut diterapkan selama satu menit, dan spesimen diperiksa kembali.
II.6. Pengujian Ketahanan
dalam Suasana Basah
Pengujian suasana basah
dimaksudkan untuk menirukan keadaan udara pada waktu hujan, salju dan
sebagainya.Oleh karena air hujan menghantarkan listrik maka tegangan pelepasan
dari alat-alat listrik yang dipasang di luar menjadi berkurang pada waktu
alat-alat tersebut basah karena hujan.Alat pengujian basah mempunyai kontruksi
khusus dengan pipa-pipa mendatar yang diberi lubang-lubang (nozzles) guna
memancarkan air yang digerakkan oleh sebuah pompa. Lubang-lubang itu dapat
diatur besarnya sehingga kwantitas air yang disiramkan pada benda yang akan
diuji tertentu. Rangkaian pipa mendatar dapat digerakkan menurut sebuah busur
sehingga sudut penyiramannya (µ) dapat diatur pula. Tegangan lompatan api basah dipengaruhi oleh
sejumlah penyiraman permenit, resistivitas air dan sudut penyiraman. Menurut
standar jepang kwantitas air penyiraman standar adalah 3 mm/menit, resistivitas
standar 10000 ohm.cm dan sudut penyiraman standar 450terhadap garis
tegak, dengan ketentuan bahwa penyiramannya merata. Harga-harga standar
tersebut ditentukan menurut keadaan udara, terutama keadaan hujan setempat.
Oleh karena letaknya di daerah tropis, kwalitas penyiraman standar untuk
indonesia seharusnya lebih besar, tetapi karena data yang representatif belum ada,
maka untuk sementara standar dari Jepang akan dipakai sebagai pegangan.
Sudut penyiramannya
dapat diperiksa dengan 2 buah tabung gelas yang terkena siraman. Bila kedua
tabung itu setiap saat berisi air dalam jumlah yang sama, maka sudutnya benar
450. Berdasarkan standar Jepang tersebut, untuk air yang mempunyai
resistivitas lain dipakai faktor koreksi. Ketahanan Lapisan
Tujuan untuk mengetahui
ketahanan isolasi yang mempunyai dua atau lebih lapisan. Cara pengujian tiap
lapisan adalah, pada tiap lapisan diterapkan 90% tegangan lompatan api yang
berupa tegangan AC selama dua menit. Hasil Pengujian adalah bila tegangan yang
diterapkan melampaui ketahanan isolasi maka akanterjadi kerusakan pada isolasi.
II.8. Pengujian
Lompatan Api Kering
Tegangan lompatan api
dari sebuah isolator sangat dipengaruhi oleh bentuk elektroda dan benda yang
ada disekelilingnya. Oleh sebab itu pada waktu pengujian elektroda dan benda
yang mengelilinginya harus diatur sedemikian rupa sehingga keadaan yang sebenarnya
ditirukan.
Tegangan pengujian
dinaikkan secara bebas sampai harga 75 % dari tegangan lompatan api yang
diharapkan, sesudah itu tegangan dinaikkan sampai lompatan api terjadi dengan
kecepatan 1000 volt perdetik Tegangan lompatan didefinisikan sebagai harga
rata-rata dari lima harga lompatan yang diukur dengan batas antara 15detik
sampai 5 menit. Rumus koreksi harus digunakan.
II.9. Pengujian
Lompatan Api Basah
Cara pengujian sama
dengan pengujian kering. penyiraman air dilakukan dengan cara standar, seperti
telah diterangkan di atas.
Tujuan dari pengujian
lompatan api basah adalah untuk mengetahui tegangan tembus isolator dalam
keadaan hujan. Sedangkan cara pengujian adalah isolator diberi tegangan uji
yang berupa tegangan AC. Tegangan pengujian dapat dinaikkan secara bebas sampai
mencapai harga 75% dari tegangan lompatan api yang diharapkan;sesudah itu
tegangan dinaikkan sampai lompatan api terjadi dengan kecepatan 1000 volt per
detik. Pada waktu dilakukan pengujian dilakukan penyiraman pada isolator secara
standar sehingga mewakili kondisi hujan.Hasil Pengujian adalah terjadinya
lompatan listrik pada saat tegangan tertentu.
II.10. Pengujian
Tembus
Tegangan dinaikkan sampai tegangan lompatan
standar dalam keadaan kering secara bebas, lalu dinaikkan sampai terjadi
penembusan (puncture) dengan kecepatan 4 kV/detik. Tegangan tembus sangat
dipengaruhi oleh kecepatan menaikkan tegangan
PERALATAN YANG DI
GUNAKAN UNTUK PEMBANGKITAN DAN PENGUJIAN
BAB VI KESIMPULAN
KESIMPULAN Dari
perancangan dan pengujian yang dilakukan diperoleh, pembangkit tegangan tinggi
DC yang dibangkitkan menggunakan flyback transformator. Tegangan tinggi yang
dihasilkan dapat divariasikan dari 0 sampai 25 kV dengan langkah 5 kV pada
frekuensi 15,625 Hz. Aplikasinya sebagai pembangkit tegangan tinggi DC pada
sistem electrospinning telah mampu digunakan untuk menghasilkan jaring-jaring
benang nanofiber silikon karbida dari prekursor polycabosilane dapat dibentuk
pada tegangan 15 kV pada jarak 10 cm. Hasil dari proses sistem electrospinning
untuk prekursor polimer lainnya dapat digunakan untuk bahan isolator, filter
dan lain-lain.
BAB VII DAFTAR
PUSTAKA
[1] Abduh, Syamsir,
Teknik Tegangan Tinggi, Penerbit Salemba Teknik, Jakarta, 2001. [2] Tobing,
Bonggas L, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2003. [3] Denicolai, Marco, Tesis: Tesla Transformer for
Experimentation and Research, HELSINKI UNIVERSITY OF TECHNOLOGY, 2001. [4] M.
Rashid, Elektronika Daya, Rangkaian, Devais Dan Aplikasinya. Jilid 1, PT.
Prenhallindo, Jakarta, 1993. [5] Malvino, Prinsip - Prinsip Elektronik,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1984 [6] Sidik, Fajar, Tugas Akhir: Soft Starting
dan Dinamic Braking Motor Induksi Tiga Fasa, Universitas Diponegoro 2006. [7]
Parsumo R. Drs, Elektronika Daya, Politeknik Negeri Semarang, 1997. [8] Rashid
.M, Power Electronics Circuit, Device, and Aplicat
Komentar
Posting Komentar